Connect with us
alterntif text
alterntif text
alterntif text

BISNIS

Diskusi Akhir Tahun, KPPSI Dorong Ekonomi Kerakyatan Berbasis Syariah

Published

on

By

alterntif text

MAKASSAR – Menelisik pertumbuhan ekonomi di Sulsel yang tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional menjadi perhatian dan menarik diulas oleh Komite Perjuangan Persiapan Syariat Islam (KPPSI) Sulsel.

Diskusi yang bertempat di Aula IMMIM jalan Ratulangi, Sabtu (31/12/2016) dihadiri Anggota DPD RI, Aziz Kahar Muzakkar, Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Nurdin Halid, dan Pendiri Koperasi As Sakinah Surabaya, Muhammad Ali. Ketiganya didaulat sebagai nara sumber pada diskusi Akhir Tahun 2016. Adapun moderator dalam diskusi ini, Pengamat Ekonomi Unhas, Hamid Paddu.

Pada forum ini disepakati untuk mendorong ekonomi kerakyatan berbasis syariah di Sulawesi Selatan. Melihat potensi Ekonomi Syariah mengalami pertumbuhan, menarik perhatian bagi Koperasi As Sakinah Surabaya untuk ekspansi di Sulsel.

Menurut Muhammad Ali, sejak merintis Koperasi Syariah As Sakinah pada 28 Oktober 1991 silam, koperasi ini tumbuh dengan omzet mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

“Sebab adanya “Komitmen” untuk membangun ekonomi keummatan melalui usaha ritel “Mulia Mart” yang dilatarbelakangi oleh koperasi kami,” tutur Muhammad Ali.

Advertisement

Padahal, kata Muhammad Ali, produk – produk yang kami tawarkan pada konsumen seperti rokok dan minuman coca cola kami tidak perjualbelikan sebab dinilai tidak sesuai kaidah Islam, Walhasil, sejak tahun 2004 sampai sekarang omzet Mulia Mart naik sebesar 15% berbanding lurus dengan pertumbuhan laba sebesar 21% sehingga kami menargetkan ditahun 2017 mendatang akan membuka 7 outlet diwilayah Surabaya, imbuh Muhammad Ali.

“Bayangkan saja, Usaha Ritel Mulia Mart ini telah memperoleh keuntungan perhari sebesar Rp 200 juta, dan bila dikalkulasi selama sebulan keuntungan yang diperoleh perbulan sebesar Rp.1 Milyar”, olehnya itu kami menatap tahun 2017 dengan optimis terbukanya 7 outlet kami,” terang Muhammad Ali.

Disamping itu, karyawan usaha ritel Mulia Mart lebih memberdayakan jasa kaum laki – laki sebab jika ada kaum perempuan dikhawatirkan ada unsur fitnah nantinya dimata masyarakat.

“Tetapi perempuan apalagi ibu rumah tangga tetap terbuka untuk berbelanja di toko kami, sebab kami juga menawarkan produk-produk rumah tangga,” tangkas Muhammad Ali. (rangga)

Advertisement
BAGIKAN:
Advertisement
Comments

Trending