Makassartoday.com, Makassar – Muhammad Nur, seorang penyandang disabilitas sensorik netra yang mendaftarkan dirinya sebagai peserta seleksi calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (P3K) pada formasi Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Luar Biasa (SLB) 537 Bara Kota Palopo, Sulsel, mwngaku tak mendapatkan soal ujian.
Peserta yang dijadwalkan mengikuti tes pada Senin, 13 September 2021 sesi kedua di UPT SMKN 1 Palopo ini terpaksa harus ditunda lantaran arahan pihak penyelenggara yang mengundurkan jadwal ujian khusus untuk peserta disabilitas, Rabu (13/09/2021).
Sebelumnya, Muhammad Nur melaporkan kepada panitia bahwa dirinya adalah peserta disabilitas netra dan menanyakan perihal pendamping apakah disiapkan dari panitia ujian atau boleh menggunakan pendamping yang telah ia bawa. Namun, setelah berkoordinasi dengan panitia dan berkomunikasi dengan penanggungjawab atas pelaksanaan ujian tersebut, dirinya akan didampingi oleh salah seorang dari pihak panitia.
Hingga saat ujian dimulai, tak ada seorang pun dari pihak panitia yang menghampiri Muhammad Nur yang telah berada dalam ruang ujian bersama peserta lain. Sementara peserta lain mengerjakan soal, Muhammad Nur berusaha untuk fokus mencari pihak panitia untuk menanyakan perihal pendamping. Namun, justru panitia mengarahkan keluarga dari Muhammad Nur untuk membawanya keluar dari ruangan dan melanjutkan proses seleksi di hari Jumat (17/09/2021).
Saat dikonfirmasi, Sekretaris DPD Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Ismail Naharuddin, menyebut pihak panitia ujian beralasan pihaknya masih menunggu soal ujian dan menunggu arahan provinsi.
“Saya telpon tadi malam katanya masih belum ada soal dan menunggu arahan dari provinsi,” ujarnya, Jumat (17/09/2021).
Selain itu saat dikonfirmasi, Muhammad Nur mengaku dirinya telah datang ke lokasi ujian pada pukul 7 pagi hari ini sesuai dengan jadwal yang diberikan oleh panitia, namun dirinya mendapati lokasi ujian dengan kondisi kosong.
“Saya datang tadi pagi jam 7 tapi tidak ada orang, tidak lama setengah 8 ada satpam temui saya,” ujarnya, Jumat (17/09/2021).
Selanjutnya, pihak satpam yang ditemui menghubungi panitia pelaksana namun pihaknya kembali beralasan bahwa belum terdapat soal ujian untuk peserta ujian disabilitas dan akan kembali menghubungi Muhammad Nur apabila soal telah tersedia.
Ismail Naharuddin selaku Sekretaris DPD Pertuni menegaskan bahwa kejadian tersebut menjadi bahan untuk merefleksikan sejauh mana keseriusan bersama dalam mewujudkan lingkungan yang inklusif bagi masyarakat disabilitas.
“Dari kejadian diatas, mencerminkan carut marutnya birokrasi dalam pemenuhan hak disabilitas. Padahal, yang menjadi harapan sebelumnya adalah, penyelenggaraan seleksi CPNS dan P3K bisa lebih mengakomodasi kebutuhan disabilitas sebagai langkah awal menuju Indonesia yang inklusif,” lanjutnya.
Pihaknya pun mengaku kurangnya komunikasi dengan kelompok disabilitas menjadi alasan terjadinya ketimpangan.
(Andini)
Discussion about this post