NEWS
RESENSI: Kisah Dokter dalam Misi Penumpasan Teroris

Tujuh personil tentara bayaran asal Cina jadi pasukan anti teroris yang diberi misi untuk melumpuhkan aksi kelompok teroris yang berencana akan menghancurkan jalur pipa gas yang berada di sebuah negara rekaan di Timur Tengah, Cooley. Kelak bila jalur pipa gas itu dapat diluluhlantakkan oleh para teroris, maka bukan saja membahayakan kehidupan warga sekitar tapi juga membuat krisis energi di Cina.
Begitu inti cerita film produksi China yang disutradari Michael Chiang berjudul “Wolfpack”. Film ini rilis di Indonesia pada 27 Januari 2023 berdekatan dengan perayaan Imlek, Tahun Baru Cina. Sementara di tempat asalnya, film ini sudah berkibar di layar lebar sejak September 2022 lalu.
Siapa saja pemeran inti yakni para tentara bayaran yang jadi pasukan anti teroris ini? Aktor Jin Zhang berperan sebagai Lao Diao, komandan pasukan. Sementara personil lain yang jadi anak buah Lao adalah Ke Tong (Aarif Rahman), Goblin (Luxia Jiang), Fireball (Mark Luu), Shell (Kuo – Chung Tang), Fly (Liu Ye) dan Saiyan (Yi Zhang).

Dok: IMDb
Sejak awal “Wolfpack” sudah memamerkan aksi para personil tentara bayaran yang sigap, cekatan dan terampil dengan tehnologi senjata dan sarana komunikasi modern serta kendaraan yang mendukung pergerakan mereka. Alhasil aroma ala film Hollywood memang sudah kental. Di luar segala pameran tehnologi dan kegaduhan aksi itu, “Wolfpack” masih menyelipkan sisi manusiawi dari salah seorang personilnya yang bernama Ke Tong. Sejatinya Ke Tong adalah seorang relawan yang berprofesi sebagai dokter. Ia diculik dan direkrut ke tim inti tentara bayaran dengan cara yang taktis. Ke Tong yang kesehariannya jauh dari jiwa militer, menjadi karakter yang berbeda dan sedikit membebani tim. Ini terlihat ketika Lao Diao sedang mengancam seorang anak remaja berperawakan Timur Tengah yang menjaga gudang persenjataan yang berada di bawah tanah. Ke Tong, bangkit. Ia lawan Lao Diao sekaligus bertanya soal perekrutannya masuk tentara khusus. Lao yang terus diburu Ke Tong akhirnya bercerita bahwa mendiang ayah Ke Tong adalah sahabat seperjuangannya. Artinya ayah Ke Tong juga personil tim pasukan bayaran ini.
Waktu bergulir. Para tentara bayaran hanya punya waktu 36 jam untuk menumpas aksi para teroris. Mereka bergegas. Ke Tong, sang dokter yang lebih punya sifat kemanusiaan ini akhirnya sadar dengan ancaman itu lalu meleburkan diri untuk bersama tim. Di ujung cerita, Lao Diao dan Ke Tong sukses menemukan bahan peledak yang semula ditanam oleh kawanan teroris di sebuah jalur pipa gas. Dua tentara bayaran ini melemparnya ke udara. Duarrr !!! Misi, selesai….
Yosi Mahalawan Denis
Anggota ISP Community
-
Hukum & Kriminal5 days ago
Resmob Polda Sulsel Ciduk Sindikat Curanmor dan Sita 20 Unit Motor Curian
-
Sulsel1 week ago
Dishub Sulsel Prediksi 5 Jembatan Lain Bisa Bernasib Sama dengan Bojo
-
Nasional1 week ago
Inpres Percepatan Peningkatan Konektivitas Jalan Daerah Terbit, Morowali Masuk Prioritas
-
Cinema1 week ago
“Sewu Dino” Bakal Lebih “Pecah” Dari “KKN Di Desa Penari”?
-
Sulsel18 hours ago
Danny Pomanto Lantik 220 ASN Baru Pemkot Makassar
-
Sulsel7 days ago
Siap-siap, Listrik Padam Lagi Malam Ini untuk Area UP3 Makassar Selatan dan Utara
-
Inspiratif1 week ago
Tangis Haru Pecah Saat Ratusan Pelajar Ritual Cuci Kaki Ibu Jelang UAS 2023
-
Cinema1 week ago
“Like & Share” Tayang Mulai 27 April di Netflix