Hukum & Kriminal
Belum Ada Tersangka di Kasus Kematian Anggota Mapala 09 FT Unhas

Makassartoday.com, Makassar – Kasus kematian Virendy (19), anggota Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) 09 Fakultas Teknik Univereitas Hasanuddin (FT-Unhas) hingga hari ini masih bergulir di Kepolisian.
Tim Kuasa Hukum Keluarga Korban, Yodi Kristianto,SH,MH, Lusin Tammu SH, dan Cesar Depaska Kulape SH, mengatakan, seharusnya berdasarkan dua alat bukti yang cukup, pihak penyidik telah dapat menetapkan tersangka.
Menueurtnya, keluarga almarhum selaku pelapor telah membeberkan bahwa luka-luka lebam di kepala, tangan dan kaki korban, bukti foto yang menunjukkan kondisi korban, sudah dapat dijadikan bukti petunjuk ditambah keterangan saksi-saksi untuk menetapkan tersangka, berdasarkan pasal 184 KUHAP.
“Saya bahkan dengan melihat foto-foto jenazah saat dimandikan dapat menyimpulkan, setidaknya korban mendapat pukulan benda tumpul dengan adanya luka lebam di kepala, korban mungkin juga dianiaya dan diseret yang dibuktikan dengan adanya luka lebam di bagian punggung, tangan dan kaki,” kata Kuasa Hukum Keluarga Virendy, Yodi Kristianto di Makassar, Selasa (31/1/2023).
“Penyidik sepatutnya menduga bahwa telah terjadi tindak pidana pembunuhan dan memenuhi unsur pasal 338 KUHP. Pembunuhan adalah delik biasa dan tidak dibutuhkan aduan untuk bisa memprosesnya,” sebutnya.
Bahkan jika terbukti ada upaya untuk menghalang-halangi proses hukum dalam penanganan kasus Virendy, juga bisa dijerat pidana berdasarkan pasal 221 KUHP.
“Kami akan memastikan bahwa pihak-pihak terkait akan diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, baik apabila terbukti secara sengaja ataupun karena kelalaiannya menyebabkan hilangnya nyawa saudara Virendy,” tegas Yodi Kristianto.
“Kami akan menempuh jalur hukum, baik pidana maupun perdata untuk memastikan pemenuhan kepentingan hukum keluarga almarhum Virendy,” tutupnya.
Sebelumnya, pihak Mapala 09 Fakultas (FT-Unhas) mengungkap kronologi mahasiswa bernama Virendy Marjefy (19) meninggal dunia saat mengikuti diksar di Kabupaten Maros, Sulsel. Dia menyebut korban sempat mengeluh kelelahan.
Dijelaskan bahwa pelaksanaan Diksar ini berlangsung sejak Senin (9/1) lalu. Selanjutnya korban mulai mengeluh merasa kelelahan saat mereka tengah melintasi sebuah perkampungan di wilayah Kabupaten Maros, pada Jumat (13/1/2023) malam.
Namun belakangan, pihak keluarga korban mengaku menemukan sejumlah kejanggalan. “Keluarga telah mengemukakan sejumlah kejanggalan dalam meninggalnya Virendy. Informasi yang simpang siur mengenai bagaimana proses evakuasi dan penanganan kesehatan Virendy pada waktu kritis, hingga indikasi ada upaya untuk menghalang-halangi keluarga untuk mengetahui bagaimana sebenarnya situasi dan kondisi di lapangan,” kata Yodi Kristianto kepada awak media.
Selain itu, pihak keluarga korban mengungkapkan, bahwa pihak penyelenggara tidak membeberkan kondisi sebenarnya almarhum pada saat berada di RS Grestelina, yang mana mereka mengatakan bahwa kondisi Viren kritis, hingga keluarga mencari di Ruang ICU, tetapi akhirnya mendapati almarhum telah berada di Kamar Mayat.
“Ada ketidakkonsistenan informasi yang diberikan pihak Mapala 09 FT Unhas saat diberondong pertanyaan oleh pihak medis RS Grestelina maupun pihak keluarga yang ingin mengetahui secara pasti penyebab kematian Almarhum,” tutur Yodi Kristianto.
Yodi juga menanggapi pernyataan Ketua Mapala 09 FT Unhas yang tampil menjadi perwakilan panitia Diksar, yang sebelumnya mengatakan kepada keluarga bahwa panitia dan peserta yang lain tetap melanjutkan kegiatan Diksar, padahal setelah ditelusuri, semua peserta telah dipulangkan ketika proses evakuasi Virendy.
Demikian juga ketika dicecar tanya oleh pihak medis RS Grestelina mengenai keberadaan panitia yang menurut Ibrahim sedang menuju Polres Maros saat mereka mengantarkan Virendy ke RS Grestelina, padahal menurut ayah almarhum, James, tidak ada laporan polisi mengenai adanya korban dalam pelaksanaan Diksar.
“Menurut ayah korban itu bohong belaka. Saya pikir wajar jika kita sebagai orang normal, menaruh kecurigaan bahwa panitia menyembunyikan sesuatu di sini. Misalkan pernyataan bahwa Viren berada dalam kondisi kritis saat evakuasi, tetapi bukannya dievakuasi ke rumah sakit terdekat, malahan korban di bawa ke RS Grestelina Makassar. Saat ditanyai keluarga, ketua Mapala 09 FT-Unhas menjawab kalau itu keputusan rapa. Apakah Anda harus merapatkan dahulu saat seseorang sudah hampir meregang nyawa? Bukankah ada berapa rumah sakit yang Anda lewati saat perjalanan dari Maros ke Makasaar? Dan mengapa harus RS Grestelina, sedangkan Anda tahu seberapa jauh jarak Maros dengan Makassar?,” tegas Yodi Kristianto.
Pihaknya pun menduga ada yang salah dengan kasus ini, mulai dari tidak adanya izin kegiatan dari pihak kepolisian, tidak ada pendamping dari pihak kampus, tidak mengikutkan tim medis, hingga keberadaan ketua panitia yang hingga hari ini belum jelas untuk dimintai keterangan.
“Sejauh ini tidak ada satupun dari pihak kampus yang datang secara kelembagaan, menyampaikan dukacita atau santunan secara langsung ke pihak keluarga. Bagaimanapun almarhum adalah bagian dari keluarga besar kampus Unhas, mengapa dari Dekan hingga Rektorat tidak satupun yang memiliki waktu untuk menemui keluarga Virendy? Bahkan dari informasi yang kita dapatkan dari rekan-rekan media, dan ini sangat saya sesalkan, tetapi kita punya saksi, bahwa pihak kampus seakan mencuci tangan terkait musibah ini, bahwa karena kegiatan dilakukan di luar kampus, maka pihak kampus tidak bertanggungjawab akan hal ini, bahwa keluarga telah mengikhlaskan, bahwa Pimpinan kampus akan menemui keluarga tetapi sampai hari ini sekedar pencitraan belaka,” beber Yodi Kristianto.
Editor: Hajji Taruna
-
Hukum & Kriminal5 days ago
Resmob Polda Sulsel Ciduk Sindikat Curanmor dan Sita 20 Unit Motor Curian
-
Sulsel1 week ago
Dishub Sulsel Prediksi 5 Jembatan Lain Bisa Bernasib Sama dengan Bojo
-
Nasional1 week ago
Inpres Percepatan Peningkatan Konektivitas Jalan Daerah Terbit, Morowali Masuk Prioritas
-
Cinema1 week ago
“Sewu Dino” Bakal Lebih “Pecah” Dari “KKN Di Desa Penari”?
-
Sulsel18 hours ago
Danny Pomanto Lantik 220 ASN Baru Pemkot Makassar
-
Sulsel7 days ago
Siap-siap, Listrik Padam Lagi Malam Ini untuk Area UP3 Makassar Selatan dan Utara
-
Inspiratif1 week ago
Tangis Haru Pecah Saat Ratusan Pelajar Ritual Cuci Kaki Ibu Jelang UAS 2023
-
Cinema1 week ago
“Like & Share” Tayang Mulai 27 April di Netflix