Makassartoday.com, Makassar – Perumda Air Minum (PDAM) Kota Makassar mencatat adanya laba bersih Rp812 juta hanya dalam kurun waktu tiga bulan.
Pelaksana tugas (Plt) Dirut PDAM Makassar Hamzah Ahmad memastikan pencapaian laba tersebut berkat adanya kebijakan efisiensi, bukan karena taksasi.
“Kerugian PDAM itu bisa tertutupi dengan efisiensi, kaitannya dengan SK taksasi jauh sebenarnya,” kata Hamzah Ahmad kepada media, Selasa (19/8/2025).
Hamzah Ahmad dalam konferensi pers beberapa waktu lalu menyampaikan, bahwa langkah-langkah pembenahan yang dilakukan sejak ia menjabat sebagai Plt pada akhir April lalu telah menghasilkan perubahan drastis pada kinerja perusahaan, terutama pada kondisi keuangan dan pelayanan pelanggan.
“Saat kami masuk akhir April, kondisi perusahaan mencatatkan kerugian akumulatif sebesar Rp5,2 miliar. Tapi per Juli, PDAM berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp826 juta,” tegasnya.
PDAM Makassar juga mencatatkan rugi Rp5,2 miliar pada triwulan I, yakni Januari-Maret 2025. Namun Hamzah Ahmad bersama Nanang Sutarjo sebagai Plt Direktur Keuangan pada April 2025 lalu langsung melakukan efisiensi pada berbagai sektor demi menekan besarnya kerugian tersebut.
“Efisiensi yang pertama adalah struktur organisasi perusahaan yang kita anggap terlalu besar, kita perkecil. Contohnya, Pemerintah Kota kan sudah mengidentifikasi keuangan PDAM lagi rugi operasional, tidak sehat lah, tentu kebijakan Pak Wali Kota (hanya) menunjuk 2 direksi. Tadinya diawaki 5 direksi dengan SK Plt, sisa 2, jadi ada efisiensi,” kata Hamzah Ahmad.
“Kalau dihitung-hitung rupiahnya biaya operasional kurang lebih Rp 250 juta per bulan kita efisiensi. Itulah yang mengoreksi kerugian tadi, Rp 5,2 miliar ini. Kemudian berikutnya terkait dengan Dewas (Dewan Pengawas), tadinya 5 orang, sisa 1 orang. Berarti ada biaya operasional Dewas tidak terpakai,” sambungnya.
Hamzah Ahmad memastikan efisiensi tidak hanya menyasar pejabat struktural. Sejumlah bagian lain di PDAM Makassar juga tersentuh kebijakan tersebut, termasuk dengan pengurangan jumlah pegawai kontrak.
“Kedua, periode yang lalu ada komite audit yang ditunjuk 5 orang, periode ini sisa satu komite edit. Kemudian ada pemangkasan pegawai yang tidak dilanjutkan kontraknya, kurang lebih kita bisa efisiensi Rp500 juta per bulan,” jelasnya.
“Kemudian biaya-biaya yang terkait tupoksi, kita hilangkan. Misalnya, staf yang bekerja menjadi sekretaris direksi, itu kemarin ada tunjangan. Nah, karena kita menganggap double pembayaran dengan satu tugas, kita hilangkan berkaitan dengan tupoksi, itu nilainya sangat besar. Kalau kita rupiahkan, ya ratusan juta juga nilainya,” imbuhnya.
PDAM Makassar juga melakukan pengurangan jumlah konsultan dari semula 24 konsultan kini tersisa 3 konsultan saja. Selain itu, PDAM juga melakukan pengurangan biaya operasional pegawai dan pejabat struktural.
“Pengurangan biaya operasional pegawai dan pejabat struktural kita pangkas 15% yang tidak berkaitan langsung dengan pelayanan. Kemudian biaya promosi, kita kurangi separuhnya, biaya perjalanan dinas yang awalnya Rp3 miliar kita kurangi separuhnya. Biaya-biaya yang dipangkas inilah terakumulasi sehingga rugi PDAM yang tadinya Rp5,2 miliar, turun menjadi Rp600 juta sekian,” katanya.
Hamzah juga menyebutkan, saat ini PDAM Makassar tercatat memiliki 5.300 pelanggan baru. Penambahan pelanggan baru disebabkan tiga faktor, 1.700 di antaranya disebabkan pemerataan tekanan air.
“1.700 pelanggan baru ini, tentu ini potensi pendapatan. Anggaplah rata-rata membayar Rp 80 ribu, tentu berapa ratus juta,” katanya.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa program Wali Kota Makassar berupa pemasangan sambungan gratis juga menjadi stimulus bagi peningkatan pendapatan PDAM Makassar. Selain itu, PDAM Makassar juga mampu meminimalisir pencurian air.
“Kebijakan wali kota pemasangan sambungan gratis, ya itu 600 sampai hari ini sudah kita selesaikan. Ini juga menyumbang kenaikan pendapatan, karena yang digratiskan itu sambungannya, tetapi bulanannya tetap dibayar oleh masyarakat,” kata Hamzah Ahmad.
“Kemudian pemeriksaan pencurian air, seperti yang dilakukan di Tallo. Tapi ada banyak, cuma tidak semua kita publikasi,” sambungnya.
Selanjutnya, PDAM Makassar juga mendapatkan 3.000 pelanggan baru. Menurut Hamzah Ahmad, hal itu disebabkan peningkatan distribusi air, termasuk pengerjaan jaringan Penyambungan Pipa Air (PPA) di Pa’baeng-baeng.
“Dengan jaringan pipa pa’baeng-baeng terkoneksi sehingga ada 3.000 masyarakat yang tadinya tidak dapat air sehingga mereka dapat air tentu mengoreksi pendapatan PDAM dari bulan-bulan sebelumnya,” jelasnya.
(**)