Makassartoday.com, Makassar – Yayasan RS Islam Faisal Makassar melaksanakan groundbreaking pembangunan gedung baru setinggi 8 lantai, di area RS Islam Faisal, Jalan AP Pettarani, Kecamatan Rappocini, Makassar, Senin (22/9/2029).
Pelaksanaan groundbreaking dihadiri langsung Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Muhammad Jusuf Kalla, di dampingi Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin.
RS Islam Faisal diketahui pertama kali diresmikan pada 24 September 1980 dan berdiri di atas lahan seluas 44.632 meter persegi dengan luas bangunan awal sekitar 4.400 meter persegi.
Kini, rumah sakit tersebut terus melakukan renovasi dan pengembangan, termasuk pembangunan gedung baru untuk menambah kapasitas dan meningkatkan mutu pelayanan.
Dalam upaya mewujudkan visi sebagai rumah sakit profesional dan menjadi pilihan utama masyarakat, RS Islam Faisal kini berada di bawah naungan kerja sama dengan PT Kalla Group yang turut mendukung pengembangan layanan kesehatan di Makassar.
Dalam sambutannya saat groundbreaking pembangunan RS Islam Faisal, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia, Muhammad Jusuf Kalla (JK), mengisahkan sejarah awal berdirinya rumah sakit tersebut.
Menurutnya, RS Islam Faisal lahir dari program Sehat Ulama, sebuah inisiatif sosial untuk melayani para ulama yang kala itu banyak menghadapi masalah kesehatan serius.
“Dulu, pendiri rumah sakit ini dimulai dari semangat sosial. Kita berusaha menolong para ulama yang sakit,” jelasnya.
“Namun seiring perkembangan zaman, layanan kesehatan berubah dari semata-mata usaha sosial menjadi bisnis sosial,” tambah JK.
JK, mengajak seluruh pihak untuk menyiapkan manajemen dan pelayanan yang modern dalam pengelolaan rumah sakit, termasuk RS Islam Faisal Makassar yang kini memasuki tahap pembangunan gedung baru.
Ia menekankan bahwa kemajuan teknologi dan meningkatnya kebutuhan pasien kini menimbulkan persaingan besar di dunia layanan kesehatan.
Karena itu, rumah sakit harus dikelola dengan manajemen bisnis yang kuat, didukung tenaga medis profesional dan peralatan kesehatan modern.
“Perbaikan mutu layanan kesehatan hanya bisa dihadapi dengan sistem manajerial yang baik dan visi yang jauh ke depan. Tidak mungkin lagi kita mengandalkan cara-cara lama,” tegasnya.
JK mencontohkan bagaimana Singapura dan Malaysia, mampu menjadi destinasi utama layanan kesehatan di Asia Tenggara.
Banyak pasien Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri, padahal sebagian dokter Malaysia dulunya menempuh pendidikan di Indonesia.
Lanjut dia, ang membuat mereka maju bukan hanya dokternya, tetapi sistem, manajemen, dan fasilitasnya.
“Itu yang harus kita tiru. Kita harus menyiapkan rumah sakit dengan standar layanan layaknya hotel dan manajemen penerbangan terbaik,” imbuh tokoh karimatik asal Sulsel itu.
Menurut JK, RS Islam Faisal harus memanfaatkan pembangunan gedung barunya sebagai momentum untuk bertransformasi menjadi rumah sakit rujukan modern di Kawasan Indonesia Timur, sekaligus memberikan layanan kesehatan yang setara dengan standar internasional.
“Kesehatan tetap menjadi tujuan utama, tetapi di balik itu harus ada manajemen bisnis yang kuat agar rumah sakit bisa bersaing,” tutup JK.
(**)