“Kami tentu senang atas sinergitas ICMI Muda dengan Pemkot Makassar. Peran ini penting, terutama dalam pembinaan dan pemberdayaan kepemudaan,” terangnya.
“Kami berharap ICMI bisa ikut mengawal setiap kegiatan pemerintah, menyampaikan ke masyarakat, serta memperkuat nilai-nilai keagamaan di kalangan siswa,” tambah Munafri.
Lebih lanjut, Wali Kota menekan pentingnya menghadirkan kurikulum berbasis kearifan lokal di sekolah. Menurutnya, buku-buku pembelajaran saat ini masih minim muatan budaya khas Makassar.
Padahal, identitas lokal harus tetap hidup dalam pendidikan formal. Appi menjelaskan, ingin ada kurikulum kearifan lokal, sebab selama ini buku pembelajaran belum lengkap nilai budaya lokal.
Selain itu, Munafri juga menekankan bahwa kemajuan daerah sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan dan kesejahteraan guru.
“Kalau suatu daerah ingin maju, maka yang pertama dibenahi adalah pendidikan. Kita juga harus meningkatkan kualitas dan kesejahteraan guru,” tambahnya.
Tidak hanya itu, Pemkot juga berkomitmen melakukan riset mendalam untuk mencegah munculnya persoalan baru di masyarakat.
Menurut Munafri, masalah sosial tidak boleh ditangani secara insidental, tetapi harus melalui pendekatan berkelanjutan.
“Kita tidak mau masalah baru hanya ditangani saat momentum tertentu. Harus ada riset dan cara penanganan yang tepat. Nantinya, setiap instansi akan kita fasilitasi dalam forum diskusi kelompok (FGD) untuk menyampaikan aspirasi,” beber Appi.
“Termasuk gagasan kurikulum bahasa lokal dengan konten lokal yang lebih kontekstual,” tambah Appi, menutup pertemuan.
(**)