By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Makassar TodayMakassar TodayMakassar Today
  • NEWS
    • Metro
    • Sulawesi Selatan
    • Nasional
    • Internasional
    • Politik
    • Hukum Kriminal
  • BISNIS
    • Finance
    • Saham
    • Macro Ekonomi
    • Forex
  • HIBURAN
    • Film
    • Musik
    • Selebriti
  • LIFESTYLE
    • Health
    • Recipes
    • Travel
    • Fashion
  • OLAHRAGA
  • TEKNO
  • CITIZEN JURNALIS
  • OPINI
Reading: Pulau Sulawesi Kehilangan 17.361 Hektare Tutupan Hutan, Bencana Ekologis di Depan Mata
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
Makassar TodayMakassar Today
Font ResizerAa
  • NEWS
  • BISNIS
  • HIBURAN
  • LIFESTYLE
  • OLAHRAGA
  • TEKNO
  • CITIZEN JURNALIS
  • OPINI
Cari Berita
  • NEWS
    • Metro
    • Sulawesi Selatan
    • Nasional
    • Internasional
    • Politik
    • Hukum Kriminal
  • BISNIS
    • Finance
    • Saham
    • Macro Ekonomi
    • Forex
  • HIBURAN
    • Film
    • Musik
    • Selebriti
  • LIFESTYLE
    • Health
    • Recipes
    • Travel
    • Fashion
  • OLAHRAGA
  • TEKNO
  • CITIZEN JURNALIS
  • OPINI
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Scroll Untuk Melihat Konten
Ad imageAd image
Makassar Today > Blog > Pendidikan > Kampus > Pulau Sulawesi Kehilangan 17.361 Hektare Tutupan Hutan, Bencana Ekologis di Depan Mata
Kampus

Pulau Sulawesi Kehilangan 17.361 Hektare Tutupan Hutan, Bencana Ekologis di Depan Mata

admin
admin
Share
3 Min Read
Dialog Publik Mahadipo (Mahasiswa di Bawah Pohon) yang digelar Mahasiswa Hukum dan Pemerhati Lingkungan FIK UNM, Selasa (10/122025)./Foto:Ist
SHARE

Makassartoday.com, Makassar — Krisis ekologis di Pulau Sumatera, Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan menjadi sorotan utama dalam Dialog Publik Mahadipo (Mahasiswa di Bawah Pohon) yang digelar Mahasiswa Hukum dan Pemerhati Lingkungan FIK Universitas Negeri Makassar (UNM), Rabu (10/122025).

Acara bertema “Hutanku Kehidupanku atau Malapetaka” ini menghadirkan Maulana Yusuf, Achmad Yusran dari Forum Komunitas Hijau dan Ute Nurul Akbar dari Maestro UNM.

Di hadapan peserta, Maulana memaparkan angka deforestasi yang kian mencemaskan. Data 2024 menunjukkan Indonesia kehilangan 261.575 hektare hutan, dengan Kalimantan Timur menyumbang 44.483 hektare, terdorong ekspansi tambang, pembangunan Ibu Kota Negara, dan industri hutan tanaman. Sulawesi, termasuk Sulsel kehilangan 17.361 hektare tutupan hutan, menambah rentetan bencana hidrologis di DAS Jeneberang dan Saddang.

“Jika hutan terus runtuh, Makassar akan berhadapan dengan krisis air, banjir musiman, dan kerusakan pesisir. Dampaknya bukan lagi ekologis, tapi langsung menimpa rumah tangga kita seperti bencana alam yang terjadi di Pulau Sumatera. Sementara regulasi begitu banyak, deforestasi terjadi tidak begitu saja, akan tetapi sudah terstruktur dan berlangsung lama,” ujar Maulana.

Dalam sesi diskusi, peserta menyinggung maraknya konflik ruang hidup dan lemahnya penegakan hukum atas penebangan liar. Catatan panitia menyebut sebagian besar titik deforestasi 2023–2025 berada di area konsesi korporasi, mulai tambang nikel hingga perkebunan sawit.

Di Sulsel, degradasi hutan di bagian hulu Maros dan Gowa memicu peningkatan banjir dan sedimentasi Bendungan Bili-Bili. “Hutan kita habis tapi beban sosialnya menumpuk,” kata salah satu peserta diskusi.

Menariknya, dialog juga menyoroti peran hutan sebagai ruang pemulihan kesehatan. Mahasiswa mengaitkan kerusakan hutan dengan hilangnya akses healing forest, praktik terapi yang memadukan aktivitas fisik dan paparan alam. Konsep ini kian relevan bagi kota besar seperti Makassar yang menghadapi stres urban dan polusi udara.

Ketua LSM Lingkungan Hidup, Forum Komunitas Hijau Achmad Yusran mengingatkan, bahwa hutan bukan hanya penyedia jasa ekologi, tetapi juga “penyangga kesehatan fisik-mental yang tak tergantikan.”

Sementara itu Ute Nurul Akbar menyoroti perilaku konsumtif tentang penggunaan tisu oleh mahasiswa. Karena sumber bahan baku tisu datangnya dari hasil hutan. “Jadi memang harus menjaga dan merawat kelestarian lingkungan, domulai dari diri sendiri, termasuk merawat hutan sebagai sumber kehidupan generasi masa depan bangsa,” kata Ute.

Dialog ditutup dengan seruan bersama agar pemerintah daerah memperketat pengawasan izin tambang, memperluas restorasi DAS kritis, serta membuka ruang kolaborasi antara akademisi, komunitas, dan lembaga lingkungan. Mahasiswa menegaskan komitmen untuk terus mengawal isu kehutanan melalui riset, edukasi publik, dan advokasi kampus.

“Hutan bisa menjadi kehidupan, atau berubah menjadi malapetaka. Pilihan itu ada pada cara kita menjaganya hari ini,” ujar Maulana Yusuf.

(**)

- Advertisement -
Ad imageAd image

You Might Also Like

Farida Patittingi jadi Plh Rektor UNM, Gantikan Karta Jayadi yang Tersandung Kasus Pelecehan Seksual

Pengurus PMII UIN Alauddin Makassar Dilantik: Momentum Kebangkitan dan Konsolidasi Gerakan

Pemkot Makassar dan UMI Kerja Sama Penguatan Akademik hingga Pemberdayaan UMKM

Mahasiswa UNM Mengeluh, Ada Oknum Dosen Wajibkan Beli Buku

Pelatihan Pembuatan Alat Pakan Silase dan Kompos jadi Harapan Keberlanjutan Peternakan di Pattiro Deceng

TAGGED: Krisis Lingkungan
admin Desember 10, 2025 Desember 10, 2025
Share This Article
Facebook Twitter Copy Link Print
Previous Article 5 Warga Gowa Dilaporkan Hilang Saat Mencari Rotan di Hutan
Next Article 5 Warga Gowa Yang Hilang Saat Mencari Rotan di Hutan Berhasil Ditemukan
Leave a comment Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sosial Media Kami

13.4k Followers Like
1.7k Followers Follow
182 Subscribers Subscribe

Berita Terbaru

5 Warga Gowa Yang Hilang Saat Mencari Rotan di Hutan Berhasil Ditemukan
Sulsel Desember 10, 2025
5 Warga Gowa Dilaporkan Hilang Saat Mencari Rotan di Hutan
Sulsel Desember 10, 2025
Tim SAR Temukan Jenaza Lansia yang Terseret Arus Sungai di Sidrap
Sulsel Desember 10, 2025
Puluhan Tahun Menanti, Warga Kaluku Bodoa Kini Nikmati Air PDAM
Sulsel Desember 9, 2025
//

We influence 20 million users and is the number one business and technology news network on the planet

Makassar TodayMakassar Today
Follow US
© Makassartoday 2023.
  • Redaksi
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?