Makassartoday.com, Makassar – Minimnya aktivitas pemangkasan pohon di sekitar jaringan listrik di Kota Makassar sepanjang tahun 2025 memunculkan pertanyaan publik terkait realisasi anggaran pemeliharaan jaringan listrik PT PLN (Persero).
Padahal, setiap tahun PLN mengalokasikan anggaran khusus untuk pemeliharaan jaringan listrik, termasuk gangguan vegetasi yang berpotensi mengurangi keandalan pasokan listrik ke pelanggan.
Pantauan redaksi di lapangan menemukan fakta bahwa masih banyak vegetasi yang menghalangi jaringan listrik di sejumlah ruas jalan. Salah satunya di Jalan Hertasning, bahkan tak jauh dari kantor PLN UID Sulserabar.
Manajer Komunikasi dan TJSL PLN UID Sulselrabar, Ahmad Amirul Syarif, menjelaskan bahwa pemangkasan pohon merupakan bagian dari kegiatan pengamanan jaringan yang dilaksanakan melalui sinergi antara PLN dan pemerintah daerah (pemda), dengan mempertimbangkan aspek teknis dan lingkungan.
“PLN dan pemerintah daerah senantiasa bersinergi dalam melakukan pengamanan jaringan khususnya dalam hal perampalan pohon yang berada di dekat jaringan listrik dengan memperhatikan keberlangsungan ekosistem demi kontinuitas pasokan listrik yang andal,” jelas Ahmad Amirul Syarif, dalam keterangan tertulisnya.
Meski demikian, minimya aktivitas pemangkasan pohon di Kota Makassar menimbulkan persepsi publik bahwa anggaran pemeliharaan jaringan tidak dimanfaatkan secara optimal.
Menanggapi hal ini, PLN menyebut bahwa pemeliharaan jaringan tidak selalu diwujudkan dalam bentuk pemangkasan vegetasi yang masif.
“Berdasarkan data PLN, di tahun 2025 telah dilaksanakan pemeliharaan jaringan rutin untuk menjaga keandalan namun tetap mengedepankan keberlangsungan ekosistem,” kata Amirul.
PLN mengklaim efektivitas penggunaan anggaran pemeliharaan tercermin dari indikator kinerja keandalan sistem. Sepanjang tahun 2025, kinerja System Average Interruption Frequency Index (SAIFI) di Kota Makassar tercatat sebesar 1,51 kali per pelanggan dan dinilai telah mencapai target yang ditetapkan perusahaan.
“Tercatat kinerja SAIFI adalah 1,51 kali per pelanggan di Kota Makassar sepanjang tahun 2025 dan angka tersebut masih memenuhi target keandalan PLN,” jelasnya.
Amirul juga mengklaim bahwa kegiatan pemeliharan pemangkasan pohon pada jaringan listrik, khususnya di Kota Makassar, rutin disampaikan melalui kanal informasi PLN.
“Jadwal pemeliharaan terencana senantiasa diumumkan melalui kanal resmi media sosial PLN, notifikasi PLN Mobile, dan WAG pelanggan,” kata Amirul.
Lanjutnya, bahwa ke depan PLN akan terus melakukan pemeliharaan jaringaan listrik secara terencana dan efisien dengan mengedepankan penggunaan anggaran yang berbasis kebutuhan teknis dan risiko gangguan jaringan. Sinergi dengan pemerintah daerah disebut menjadi kunci dalam memastikan pengelolaan vegetasi berjalan tanpa mengabaikan aspek lingkungan.
“PLN senantiasa mengedepankan kenyamanan pelanggan dan keberlanjutan ekosistem dalam melayani masyarakat. Pemeliharaan jaringan dilakukan secara terencana dan turut bersinergi dengan pemerintah daerah dalam pelaksanaannya,” tutup Ahmad Amirul Syariif.
Terpisah, Anggota DPRD Kota Makassar, Dr. Tri Sulkarnain Ahmad mengaku belum pernah mendengar bentuk sinergitas atau koordinasi yang dilakukan pihak PLN dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar terkait pemangkasan pohon pada aera jaringan listrik.
“Kami belum pernah dengar bentuk sinergitas mereka (PLN) dengan Pemkot Makassar. Seperti apa bentuknya, perlu dijelaskan ke publik. Apakah PLN yang beri anggaran ke DLH (Dinas Lingkungan Hidup) untuk pemangkasan atau yang tanggung DLH sendiri. Atau mungkin sebatas karena adanya regulasi yang memerlukan izin pemangkasan pohon?,” ucap Tri, dikonfirmasi via WhatsApp.
Meski begitu, Tri berharap agar sinergitas yang dibangun pihak PLN tidak merugikan Pemkot Makassar. Tri juga menilai persoalan tersebut perlu dibahas lebih jauh di Rapat Dengar Pendapat (RDP).
“Ini menarik dan perlu kami atensi. Mungkin nanti kami agendakan RDP (rapat dengar pendapat) terkait masalah ini,” kunci Tri.
Editor: Noya
