Makassartoday.com, Makassar – Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Makassar, menggelar diskusi publik bertajuk “Buzzer dan Black Campaign Di Media Sosial Jelang Pilgub dan Pilwalkot/Pilbup Sulsel. Diskusi berlangsung di hotel Arthama, Jalan Haji Bau, Kota Makassar, Senin (1/10/2024).
Diskusi ini menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Komisioner KPU Sulsel bidang data, Romy Harminto, S. Fil, M. Ketua Bawaslu Sulsel, Mariana Rusli S.E, M. Ikom, Kanit 1 Subdit 5 Diskrimsus Polda Sulsel, Kompol Boby Rachman, SH, SIK, Presidium Mafindo, Dr Jumranah, SS dan moderator relawan Mafindo Makassar, Humaerah, SS.
Kanit 1 Subdit 5 Diskrimsus Polda Sulsel, Kompol Boby Rachman, SH dalam diskusi
mengemukakan istilah dan peran buzzer yang marak dalam setiap perhelatan politik lima tahunan serta black campaign atau kampanye hitam yang berarti kampanye negatif.
Kompol Boby Rachman mengklasifikasi
kampanye negatif terbagi dua. Pertama kampanye yang selalu mencari dan menggaligali kekurangan ataupun prilaku lawan lalu dibesar besarkan. Yang kedua merekayasa atau mengedit test, foto atau video lalu disebar secara tertutup berkelompok.
“Kemudian ada yang posting informasi (kampanye negatif) secara luas. Ini yang berbahaya karena fitnah yang dapat menimbulkan kerusuhan antara kedua kubu yang bersaing,” papar Kompol Boby Rachman.
Lanjutnya, bahwa yang paling berbahaya adalah black campaign yang menyangkut issu agama, ras dan suku.
“Ini yang sangat rawan mengancam situasi keamanan yang lagi kondusif,” ucapnya.
Sementara Ketua Bawaslu Sulsel, Ana Rusli mengatakan, pihaknya hanya bertugas mengawasi jalannya pesta demokrasi dan menerima aduan kecurangan.
Bawaslu, kata dia, tidak dapat bertindak sendiri saat hadapi aduan kecurangan yang masuk. Karena harus diteliti secara jeli.
“Bawaslu tidak dapat bertindak sendiri karena bawaslu satu paket kepolisian dan kejaksaan saat menangani kasus yang masuk,” kata Ana Rusli.
(**)