Makassartoday.com, Makassar – Sebanyak 1.868 peserta mengikuti Temu Koordinasi Gerakan Pengembangan Budidaya Pisang yang dibuka oleh Penjabat Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin, di GOR Sudiang Makassar, Kamis (9/11/2023).
Sebanyak 1.868 orang peserta dari penyuluh pertanian, penyuluh kehutanan, Tenaga Harian Lepas (THL) perkebunan, Pengawas Benih Tanaman (PBT), petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) dan mahasiswa Polbangtan, guru SMK Pertanian, Manajer Instalasi Kebun Benih (IKB) , Widyaswara pada BPSDMP Sulsel. Serta Ketua KTNA provinsi dan kabupaten kota, lurah/kepala desa se Sulsel melalui aplikasi Zoom serta kanal Youtube.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPH-BUN) Provinsi Sulsel, Imran Jauzi, menyampaikan, kegiatan ini bertujuan mengkoordinasikan pelaksanaan Gerakan Pengembangan Budidaya Pisang dengan Petugas Lapangan dan stakeholder terkait.
“Serta, sosialisasi potensi dan prospek pengembangan komoditas pisang dalam menjaga ketahanan pangan, mengenalkan budidaya pisang melalui kultur jaringan dan bonggol,” kata Imran.
Pemateri dan narasumber pada kegiatan ini, yakni, keynote speaker Penjabat Gubernur dengan materi “Kebijakan dan Strategi Pengembangan Budidaya Pisang di Sulsel”, akademisi Universitas Hasanuddin Prof Dr Agr Sc Ir Baharuddin Patandjengi, dengan judul “Pengembangan Budidaya Pisang Sesuai Standar Penerapan Good Agriculture Practices (GAP)”.
Direktur PT Cipta Agri Pratama Bogor, Rio Erlangga dengan judul “Prospek Pengembangan Pisang sebagai Komoditi Ekspor”; Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulsel, Causa Imam Karana dengan “Pengendalian Inflasi Mendukung Ketananan Pangan”; serta Kepala OJK Regional VI, Darwisman dengan judul “Akses KUR untuk Pengembangan Usaha Tani Pisang”.
Pemateri lainnya, Ketua Forum Tanggung Jawab Sosial Lingkungan, Latunreng dengan tema “Peranan Forum Komunikasi Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) terhadap Pengembangan Budidaya Pisang” dan pelaku usaha hasil olahan pisang Keripik Bachiss dari Kabupaten Pinrang, Reza Alamsyah dengan judul “Sharing Pengalaman Pengembangan Produk Olahan Pisang”.
Bahtiar menyampaikan, para penyuluh adalah andalan ketahanan pangan Sulsel.
“Sukses tidaknya budidaya apapun di Sulsel, mau tanaman pangan, hortikultura, perkebunan termasuk perikanan dan kelautan,” sebutnya.
Karena merekalah orang-orang yang memiliki kualifikasi dan kemampuan membimbing masyarakat dan penyuluh itu hidup di tengah-tengah masyarakat.
“Mereka hidup bersama masyarakat, hidup di kampung-kampung dan hutan-hutan, di pedalaman dan pulau-pulau, mereka orang-orang hebat,” imbuhnya.
Acara ini juga dirangkaikan dengan penandatanganan MoU antara Pemerintah Daerah Provinsi Sulsel dan PT Perkebunan Nusantara XIV tentang kerjasama pengembangan budidaya tanaman pisang. Ia mendorong seluruh lahan di Sulsel harus dipastikan produktif.
“Pak Direktur PTPN XIV sudah menunjukkan itikad baik yang luar biasa dan mendukung kita. Memberikan kesempatan dan peluang, lahan PTPN yang tidak dimanfaatkan, untuk nyata-nyata bisa dikerjasamakan dengan Pemprov Sulsel, terima kasih,” sebutnya disambut tepuk tangan.
Sedangkan Ketua DPRD Sulsel, Andi Ina Kartika Sari, menyambut baik kegiatan yang dilaksanakan. Bahwa DPRD yang menjadi bagian penyelenggara pemerintah, mendukung dan mensupport program gubernur dan seluruh OPD.
“Kita tahu bersama anggaran terbesar juga ada di dinas pertanian, itu tentu berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. Dan hari ini tentunya dengan kegiatan koordinasi gerakan pengembangan budidaya pisang. Kami sekali lagi menyambut kegiatan ini yang tujuannya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Sulsel dan kesejahteraan Sulsel,” ujarnya.
Program untuk menjadikan Sulsel sebagai daerah pisang menjadi kebanggaan kita bersama.
“Pisang adalah makanan sehari-hari masyarakat Sulsel, bisa diterima oleh seluruh masyarakat dan seluruh tanah yang ada di Sulsel, tidak susah pemeliharaan dan perawatannya, tentu sangat bermanfaat untuk kesehatan masyarakat kita. Pisang juga itu salah satu buah yang ada nanti ada di surga, Alhamdulillah, masyaallah terima kasih Pak Gubernur ide briliannya,” bebernya.
Hal ini juga disambut baik oleh para penyuluh. “Sangat mengapresiasi apa yang disampaikan Pak Gubernur tadi. Karena memang komoditas pisang tidak terlalu diperhatikan. Setelah ada program dari Pak Gubernur, itu saya rasa merupakan gebrakan baru yang menjadi komoditas unggulan Sulsel selain padi dan jagung,” sebutnya.
Sambungnya, Penyuluh Pertanian Kabupaten Maros, Wahidah, termasuk peningkatan kesejahteraan penyuluh, yang selama inikan yang selalu menjadi perhatian hanya kesejahteraan petani.
(**)