Makassartoday.com, Makassar – Sebuah video berisi aktivitas petugas Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar, yang meminta biaya masuk kepada pejalan kaki, beredar di media sosial.
Video yang diunggah akun Instagram info_kejadian_makassar itu menulis keterangan “Laporan warga Makassar, Minggu 21 Januari pejalan kaki di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar, apakah harus bayar kalau masuk?
Video ini kemudian menuai berbagai macam tanggapan dari netizen. Sebagian besar dari mereka menyebut bahwa penerapan biaya masuk area pelabuhan hanya berlaku bagi kendaraan roda empat dan dua.
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 4 Makassar, ternyata membenarkan pemberlakukan tarif masuk bagi pejalan kaki. Penerapan tarif masuk itu disebutkan telah berlangsung sejak transformasi digital, yakni dengan pemasangan Turnstile bagi pejalan kaki pada 10 November 2023, silam.
“Dengan dipasangnya alat turnstile ini, setiap pejalan kaki yang akan masuk ke Pelabuhan Makassar harus menempelkan kartu e-money milik masing-masing. Tentunya kartu e-money para pejalan kaki harus memiliki saldo di dalamnya,” jelas General Manager (GM) Pelindo Regional 4 Makassar, Iwan Sjarifuddin dalam keterangan tertulisnya.
Turnstile adalah alat yang digunakan untuk membatasi dan mengontrol pejalan kaki yang akan memasuki area tertentu, yang dilengkapi dengan sistem penguncian dan motor penggerak.
Iwan Sjarifuddin mengatakan, bahwa selama ini khususnya di gate 2, penggunaan e-money untuk masuk Pelabuhan Makassar baru diwajibkan kepada pemilik kendaraan roda empat dan roda dua saja.
“Sedangkan bagi pejalan kaki, tarif atau pass masuk sebesar Rp 5.000 masih dipungut secara manual oleh petugas, yang ditukarkan dengan karcis masuk,” terang Iwan.
Melalui transformasi digitalisasi kepada pejalan kaki yang masuk ke Pelabuhan Makassar dengan menempelkan kartu e-money di alat turnstile ini menurut Iwan, akan semakin meminimalisir dan bahkan menjadikan area Pelabuhan Makassar zero pungutan liar atau pungli.
Iwan juga menuturkan bahwa pihaknya akan terus meningkatkan pelayanan di Pelabuhan Makassar dengan memanfaatkan teknologi digital agar semakin efektif dan efisien dalam menekan pungutan liar (pungli). “Apalagi pelabuhan menjadi simpul penting bagi alur ekspor impor lantaran menjadi pintu keluar masuk manusia, barang, tumbuhan, dan hewan,” ujarnya.
Sementara itu Junior Manager Operasi Pelindo Regional 4 Makassar, I Komang Oka Sudarmawan Diputra menerangkan bahwa pemasangan alat turnstile ini hanya dilakukan di gate 2 karena jalur pejalan kaki hanya dilewati melalui gate 2 saja.
“Bagi pejalan kaki yang ingin masuk ke pelabuhan, hanya melakukan satu kali tap e-money saja yaitu di alat turnstile yang ada di gate masuk. Jika ingin keluar, mereka cukup melakukan scan telapak tangan di turnstile yang terletak di gate keluar,” terang Komang.
Seraya melakukan penerapan sistem digitalisasi ini lanjut Komang, pihaknya akan terus memberikan sosialisasi kepada masyarakat.
Apalagi saat ini memang sudah era digitalisasi, di mana penggunaan e-money sudah tidak asing atau bukan lagi merupakan sesuatu hal yang baru bagi masyakarat.
“Dengan penggunaan e-money, selain meniadakan pungli di lingkungan pelabuhan, juga memberikan kemudahan bagi masyarakat karena tidak perlu lagi menyediakan uang tunai. Dan kartu e-money juga bisa diisi langsung melalui m-banking masing-masing penggunanya. Jadi sangat memudahkan,” pungkas Komang.
Editor: Ariel