Makassartoday.com, Melbourne – Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), Ismawaty Nur dan Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar, Ferdi Mochtar, wakili Wali Kota Makassar, di acara lokakarya AI For Climate and Health, yang digelar di Universitas RMIT Swanston, Melbourne, Australia, selama dua hari, (14-15/2/2024).
Lokakarya AI (Artificial Intelligence) ini merupakan lokakarya terkait sistem peringatan dini berbasis kecerdasan artifisial, mengintegrasikan dan memodelkan data iklim, kesehatan, dan mobilitas. Hal ini dapat membantu pemerintah dalam hal pengambilan keputusan.
Dalam kesempatan tersebut, Plt Kadis Kominfo, Ismawaty Nur memaparkan terkait program kebijakan yang digunakan di Kota Makassar, guna penanganan tantangan perubahan iklim di Makassar, dampak serta respon kebijakannya.
“Respon kebijakan ada tiga program yang telah dilaksanakan, program tersebut yakni Resilience City, Sombere & Smart City, dan Low Carbon,” ungkap Ismawaty Nur.
Sementara itu, Plt Kadis DLH, Ferdy Mochtar pun menjelaskan rentang respon kebijakan terhadap lingkungan terutama dalam hal pengelolaan sampah, dengan memperlihatkan gambaran kondisi TPA Antang yang telah ditata. Selain itu, dijelaskan pula implementasi pertanian kota modern, yakni sistem pemenuhan kebutuhan pangan berkelanjutan (Smart City Farming) berbasis Al yang dikembangkan berama National Science Foundation (NSF), Amerika Serikat.
Adapun teknologi AI yang telah digunakan Kota Makassar ialah pemanfaafan CCTV untuk mengenali pelanggaran lalu lintas, rute bus sekolah, dan kemacetan. Selain itu, juga sudah ada AI dalam hal monitoring kualitas udara yang berada di Karebosi.
Berdasarkan materi yang dipaparkan Ismawaty dan Ferdi, ada enam tantangan yang tengah dihadapi Kota Makassar, yakni kenaikan permukaan laut, pencemaran lingkungan, cuaca ekstrem, air dan energi, emisi karbon tinggi serta sanitasi yang buruk.
Dengan begitu, kata dia, terdapat delapan pontensi bencana seperti kekeringan, gempa, banjir, tsunami, angin kencang, abrasi dan gelombang, hingga kegagalan teknologi.
Sebelumnya, pada Selasa (13/02/2024), Ismawaty dan Ferdi menyempatkan diri mengikuti diskusi panel tentang “Responsible AI”. Diskusi yang berfokus pada penggunaan AI secara bertanggung jawab dalam perubahan iklim dan kesehatan masyarakat.
(**)