Makassartoday.com, Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap pemicu anomali lonjakan harga beras di tengah produksi dan stok yang sedang tinggi.
“Bulan lalu terjadi kenaikan harga di saat stok kita tertinggi selama 57 tahun. Kami mencoba bersama Satgas Pangan, Badan Pangan, dari Kepolisian, Kejaksaan, Inspektorat, kami mengecek di pasar di 10 provinsi kota besar Indonesia, kami menggunakan Lab, kami tidak ingin salah menyampaikan informasi. Dari 212 merek, ada yang tidak terdaftar mereknya, ada yang beratnya tidak sesuai, ada yang mutunya tidak sesuai, harga tidak sesuai,” beber Mentan Andi Amran Sulaiman dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (26/6/2025).
Amran pun menyampaikan hasil dari pemeriksaan tersebut, pihaknya bersama Satgas Pangan, Bapanas, Bareskrim Polri dan Kejagung ditemukan adanya potensi kerugian yang dialami masyarakat (konsumen) mencapai Rp99,35 triliun/pertahun.
Atas kondisi tersebut, Amran mewarning seluruh produsen beras untuk segera melakukan pembenahan dan meminta agar harga beras diturunkan mulai saat ini.
“Mulai hari ini kami minta saudaraku sahabatu berbenah periksa mereknya masing-masing. Mulai hari ini, harga tidak turun maka berhadapan dengan pemerintah,” imbuhnya.
Di tempat yang sama Kepala Satgas Pangan Mabes Polri Brigjen Pol. Helfi Assegaf mengatakan, pemerintah masih memberikan waktu dua minggu, sejak hari ini (Kamis (26/6/2025), untuk menstabilkan harga beras sesuai aturan yang diberlakukan pemerintah.
“Adtinya sampai 10 Juli 2025, kita akan melakukan pengecekan ke seluruh retail modern maupun tradisional. Apabila masih ditemukan pelaku pidana yang dimaksud maka kita akan melakukan penegakan hukum,” tegasnya.