Malik bahkan mengumpamkan sosok SYL seperti Jenderal TNI (Purn) Wismoyo Arismunandar yang selalu memberikan motifasi dengan membakar semangat.
“Saya bangga karena Gowa adalah kabupaten percontohan otonomi daerah di Indonesia. Pak Syahrul punya prsitasi yang luar biasa. Saya sebagai atlet banyak dibimbing dan banyak dimotifasi oleh beliau sampai pernah saya menyamakan beliau seperti Wismoyo Arismunandar. Dia bisa bakar kita bisa sampai kasih keluar air mata kita untuk berjuang,” kata Abdul Malik.
Malik juga mengaku sosok SYL saat bekerja sebagai kepala daerah lebih banyak di lapangan. Seluruh wilayah kecamatan disambangi oleh SYL dan tidak pernah berbicara soal uang atau proyek.
“Pak Syahrul hanya 20 persen berada di kantor selebihnya di lapangan. Pak Syahrul tidak pernah bicara uang, tidak pernah bicara proyek sampai saudara beliau sendiri pernah marah, karena tidak dapat proyek di Kabupaten Gowa,” ucapnya.
Malik meyakini bahwa SYL sejak menjadi Bupati Gowa tidak pernah main-main dalam proyek. Bahkan sampai saat SYL menjadi Subernur Sulsel saat itu.
“Ada beberapa hal yang sampai saat ini menjadi inspirasi kami. Pak Syahrul itu kepada saya dan ke beberapa orang mengatakan begini. Malik semua orang itu mau uang, cuma orang gila yang tidak mau uang, tapi jangan harga dirimu hilang gara-gara uang. Jangan kau terhina gara-gara uang,” kata Malik meniru ucapan SYL saat itu.
Malik juga menceritakan bahwa saat dirinya menjadi Wakil Sekretariat Gubernur Sulsel pernah menyaksikan tamu datang ke kantor SYL membawa kardus berisi uang. Dimana saat itu ia diminta SYL untuk mengembalikan uang tersebut.
“Pada saat itu saya di depan ada tamu bawa kardus. Tiba-tiba saya dibel oleh pak Syahrul yang saat itu sebagai wakil gubernur. Beliau tanya siapa itu di luar. Saya bilang saya tidak tahu tapi mau ketemu sama bapak (SYL). Dia tanya apa itu yang dibawa kenapa ada bungkusan. Saya bilang tidak tahu karena saya tidak periksa,” kata Malik.